Kamis, 27 Januari 2011

“ku lepaskan kau, ku relakan kau pergi, gapai citamu setinggi awan putih...”

Hmm..gak kerasa uda sebulan hidup di Vanlith. Sekolah di Vanlith memang sudah menjadi pilihan ku sendiri, gak ada yang maksa. Awalnya memang bingung,dari kelas 5sd aku udah pingin sekolah di john de britto dan saat di terima di john debritto aku malah memilih Vanlith. Aku juga bngung dengan pilihan ku tapi keputusan ku sudah mantap saat itu,walaupun mama ku menginginkan aku sekolah di john debritto.

Pagi itu masih ku ingat betul, tanggal 6 juli 2010 menjadi hari yang aku awali dengan senang,sedih,takut campur aduk rasanya. Perlengkapan yang sangat banyak untuk kebutuhan di asrama sudah tertata rapi di bagasi mobil. Akhirnya aku berangkat ke sebuah kota kecil yang bernama Muntian, disana lah kehidupan ku akan berlangsung untuk tiga tahun kedepan.

Setelah registrasi,memilah barang yang buat oase (orientase asrama dan sekolah) dan yang buat di taruh di asrama. Aku bersama mama ku mengikuti misa perpisahan di kapel. Aku yang tadinya menanti moment ini dengan kebahagian mendadak sedih. Aku memang sudah terbiasa pisah dengan orang tua ku tapi kali ini terasa beda. Karna selama 1 tahun aku tidak bisa membawa hp, dan selama 1 bulan aku di karantina dan tidak di ijinkan untuk berkomunikasi dengan orang orang di luar asrama melalu media apapun.

Aku masih ingat saat misa selesai di temani lagu penutup negri di awan “kau mainkan untuk ku sebuah lagu tentang negri di awan, dimana kedamaian menjadi istananya...” tanpa terasa air mata mulai menetes saat mama ku menangis dan bilang “ jangan buat masalah ya dek, belajar yang rajin buat mama bangga” ku peluk erat mama ku saat itu. Namun itu tak berlangsung lama, semua siswa bar di suruh berkumpul di aula, dan orang tua di mohon untuk pulang. Saat berjaan ke aula aku ngeraa sedih banget. Tapi setelah berkumpul di aula dengan teman teman baru dari seluruh indonesia membuat ku sedikit terhibur.


Akhirnya aku memilai serangkaian kegiatan oase yang membuat ku sangat capek. Bayangkan saja kami bangun jam 04.00 di lanjutkan olahraga,mandi diberi waktu 4,5menit /orang.makan juga di beri waktu,nyuci,dan banyak banget sesi sesi yang harus di ikuti di oase. Inti dari oase tersebut sebenarnya adalah supaya kami sebagai siswa vanlith memiliki rasa di siplin dan kekeluargaan yang baik.

Setelah 5 hari oase akhirnya saya memuai hari pertama di asrama.
Kegiatan di asrama membuat ku sangat lelah. Setiap harinya aku bangun jam 4.00 setelah itu mandi,lalu misa,makan pagi bersama,lalu study,setelah itu baru aku ke sekolah.jam 13.30 pulang ke asrama,makan,nyuci/nyetrika baju,kegiatan sore (senin :humaniora(ekstra);selasa sidang akademi;rabu wawasan kebangsaan dan kristianitas; kamis jam bebas;jumat humaniora,sabtu jam bebas) jam 17.30 aku bar pulang ke asrama dan langsung mandi, setelah mandi kami study 1 sampe jam 19.15,lalu makan malam, setelah makan malam,dilanjutkan lagi dengan study 2 sampai jam 21.00,setelah itu doa malam bersama di kapel,setelah doa malam kami pun masih study 3 hingga jam 23.00. walaupun banyak waktu study tapi kadang itu tidak cukup untuk mengerjakan banyaknya tugas dan belajar buat ulangan yang kadang lebih dari 3 ulangan /hari. hari sabtu juga ada kegiatan membersihkan asrama tapi kadang di hari ini kami anak anak aspa pada nonton bareng. seruuuu .hari minggu pun aku harus mengikuti kegiatan minggu pencinta alam,pramuka,totni. kegiatan yang padat tak jarang membuat ku tertidur di kelas. Tapi tiap kali tertidur aku teringat pesan mama ku dan aku harus berusaha supaya tidak ngantuk.

Kadang aku bertanya dalam hati, “apa sih gunanya sekolah sampe segininya, capek otak , badan, belum lagi kalo ada masalah sama teman atau kakak kelas?” “ngapain sih harus ngelakuin ini itu?” “apakah aku bisa masuk ipa?” “kenapa waktu itu gak milih jb aja sih?” dan masih banyak pertanyaan pertanyaan keluhan, tapi aku ingat waktu itu minggu kedua di vanlith tiba tiba aku mendapat jawaban dari pertanyaan saya.

aku merasakan perubahan saat sekolah di vanlith, aku merasa bisa membagi waktu ku, belajar menghargai makanan, menghargai orang orang dari petugas dapur, petugas kebersihan,teman,kakak kelas,sampai ke kepala sekolah, disini juga aku belajar berbagi,menerima pendapat, yang tadinya aku egois karna mungkin aku anak tunggal, di vanlith aku tidak bisa seperti itu, karna di sini aku tidak berprosos sendiri, dari awal membuka mata sampai menutup mata semua aku lakukan bersama teman teman ku. Yah inilah keluarga baru ku. Kadang mereka juga nyebelin, berisik bgt saat aku ingin tidur,tapi mereka juga yang menguat kan ku saat aku homesick.

vanlith aku bahagia dan bangga bisa jadi siswa mu,dan aku berjanji akan terus berjuang untuk berproses di sma pangudiluhur vanlith

di vanlith aku belajar menjadi manusia yang seutuh nya.
 nb: saat menulis ini aku sangat merindukan mama ku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar